"Dibanding kacamata pada layar 3D konvensional, kacamata di televisi LG ini lebih nyaman di mata dan mudah digunakan," ucap Eko Adhi Suyitno, Flat Panel Display Manager LG Indonesia di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/4/2011).
LG mengklaim melakukan terobosan dengan menghadirkan teknologi 3D bernama FPR (film pattern retarder), yakni sebuah cara baru menikmati sajian 3D hanya dengan kacamata 'biasa'. Ini mirip dengan sajian 3D yang biasa dinikmati di bioskop.
TV LG yang menggunakan teknologi itu diklaim mampu menyajikan tayangan 3D dengan baik. Tidak ada gejala gambar berkedip (flicker) dan gambar juga terlihat tajam.
Kacamata untuk menyaksikan televisi LG Cinema 3D wujudnya memang tampak seperti mainan dan berbobot ringan. Namun ternyata saat menyaksikan televisi 3D, wujud gambar terlihat nyata dan relatif nyaman meski melihat tayangan dalam waktu cukup lama.
Dan jika biasanya kacamata 3D butuh baterai, kacamata di televisi 3D LG tak memerlukannya. Hal ini diklaim sebagai keunggulan karena di samping lebih hemat, juga tidak dibutuhkan isi ulang baterai yang dapat mengurangi kenikmatan kala nonton televisi.
LG sengaja menyajikan televisi Cinema HD untuk memperkuat posisinya sebagai vendor nomor satu Indonesia di kategori Plasma TV dan LCD TV, menurut data dari biro riset Gfk. Mereka pun coba tampil dengan teknologi berbeda dibanding para pesaingnya seperti Samsung dan Sony.